Aman Selamat Ampuh Damai

Pengurus Besar

Perguruan Pencak Silat Nasional

Berita
19 Jan 2017

Teknologi AIS Perkuat Persinas ASAD Membangun Bangsa

Pencak silat adalah budaya bangsa Indonesia Yang cukup tua dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan berbagai cabang perguruannya. Salah Cabang perguruan yang cukup muda adalah perguruan Persinas ASAD.

Perguruan Persinas ASAD yang berdiri pada tahun 1993 ini sudah mengukir banyak prestasi. Prestasi terakhir yang diperoleh Atlet Persinas ASAD diraih oleh Pandu Wijaya dengan medali emas pada Kejuaran Nasional Ikatan Pencak Silat Nasional Indonesia 2016.

Berbagai prestasi yang dirah Persinas ASAD dari waktu kewaktu membuat perguruan yang dilatar belakangi aliran Cimande, Silat Karawang, dan Silat Indramayu ini ingin mempertahankan prestasinya.

Maka pada Rapat Kerja Nasional 2016 ini diambil tema “Penerapan Teknologi untuk Peningkatan Kinerja Organisasi dalam Mencapai Prestasi” dengan pelaksanaan selama Tiga hari dari 9 Agustus sampai 11 Agustus 2016.

Rakernas yang diadakan di Padepokan Taman Mini tersebut dihadiri oleh 290 orang peserta, beserta tamu tokoh pencak silat seperti Dewan Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Eddie Marzuki Nalapraya, Pimpinan perguruan Tapak Suci, Perisai Diri, Setia Hati Teratai, KPS Nusantara, dan beberapa ormas berkerjasama dengan Persinas ASAD.

Dalam sambutannya, Eddie Marzuki Nalapraya yang merupakan purnawirawan berpangkat Mayjen TNI ini bersyukur diundang dalam Rakernas Persinas ASAD. Menurutnya Persinas ASAD menjadi salah satu ujung tombak budaya silat Indonesia. Dengan mencintai pencak silat bisa membangun budaya Indonesia.

“Persinas ASAD memenuhi empat aspek dalam pencak silat. Pertama aspek mental spiritual yang membangun akhlak seperti yang tercantum dalam Prasetya Silat Indonesia. Kedua adalah aspek beladiri dengan gerakan yang bertujuan mempertahankan diri. Ketiga adalah aspek seni budaya yang diwariskan nenek moyang. Keempat adalah aspek olahraga,” ia menjelaskan

Pencak silat adalah seni beladiri tradisional bangsa. Eddie mengajak peserta khususnya dan para generasi muda untuk mencintai pencak silat. Roh pencak silat ada di perguruan dan struktur kepengurusan menjadi penopang berkembangnya suatu perguruan. Permasalahan yang dihadapi Persinas ASAD saat ini adalah bagaimana prestasi dan mental juara bisa diwariskan kepada generasi muda.

Ketua Umum Persinas Asad Brigjen TNI Purnawirawan Ir. Agus Susarso dalam sambutannya menjelaskan bahwa Persinas akan terus meningkatkan kapasitas organisasi. Dari tahun ke tahun, landasan kinerja Persinas ASAD selalu bertapak pada apa yang telah dicapai. Kini perlu ada pencapaian baru.

“Kita berharap ada peningkatan organisasi yang bisa disumbangakan untuk kepentingan silat secara umum. Maka penerapan teknologi sangat penting dan menjadi pokok utama dalam pembahasan Rakernas saat ini,” ia menambahkan

Agar pencapian prestasi dan mental juara bisa diwariskan pada generasi penerus, maka teknologi harus dimanfaatkan seluas-luasnya. Dalam Rakernas itu, Persinas ASAD melakukan soft launching data centerPersinas ASAD yaitu ASAD Information System (AIS). Aplikasi ini akan akan memungkinkan potensi atlet Persinas ASAD diseluruh wilayah Indonesia dan Dunia dipetakan dan dimonitor dari waktu ke waktu

Alasannya, Atlet berprestasi yang saat ini masuk kategori remaja kelak akan memasuki kategori dewasa. Aplikasi  Ini akan mempermudah monitoring dan evaluasi. Tidak hanya itu, mulai dari pertandingan, tindak lanjut pertandingan, hingga pelatihan atlet bisa di monitar dan dievaluasi.

“Misalkan dari kemampuan stamina dan teknik yang kurang, bisa kita monitor. Teknologi ini akan kita manfaatkan untuk menunjang prestasi atlit dan meningaktkan prestasi seluruh jajaran pencak silat Indonesia,” ia menambahkan.